Selasa, 17 Juli 2012

TERSUNGKUR


Terlalu bodoh dan terulang lagi hanya merenung hingga larut malam, kopi, asap rokok dan rembulan malam jangan aku kau tinggalkan. Adakah hal lain yang lebih hangat sekedar bersandar di bahumu, betapa melelahkan hidup ini sayang untuk ke sekian kalinya aku hanya duduk terdiam, dan rembulan malam temaniku dalam lamunan 

Damainya angin malam, damainya hingga kedalam jiwa, hingga tak kuasa hangatkan tutur dan impian pun datang menghampiri. Indahnya kegelapan dan sejuknya kesunyian, tak terasa hangatnya pernah terkapar bersamamu gundahkan laraku, tak ingin hati ini menolak. Kesepian bagai nirwana


Indahnya daun jarimu, tetes embun rasuki kalbu, dan badai pun hangat membelai selamanya mungkin bersamamu. Sebelum matahari senja menyapu jauh tetaplah di istanamu, langit yang biru kelabu dan biarlah rinduku kusimpan berasama mimpiku.Dan walau terkadang bertemu muka lagi tanpa bahasa, tanpa isyarat.. 

Namun pada suatu ketika dalam redup rembulan yang sedang bersedih,tersirat akan wajah indahmu beralih-alih antara kebaikan dan kejahatan, berwujud dalam makhluk-makhluk yang ajaib dan mengerikan. Harusnya awan menyatu dan menghadang namun kau pun tetap diam, tetap sinariku dengan cahaya kuningmu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar